Yang hampir terlupakan ...

Sebenernya ini kejadian sdh lama, ktk aku sibuk2 nya nyusun n mensortir daftar nama2 yang mau kita undang..

Ternyata susah juga memilih nama2 undangan yang mau kita undang ke acara resepsi kita. Bukan nya mau pilih kasih, tp khan semua itu ujungnya berhubungan dengan budget yg kita punya.  Terpaksa dech 'rasa tega' harus dimainkan juga. Apalagi pakai acara debat dengan ortu, krn mereka ingin mengundang si A, B, C, dll, sedangkan aku n aa rencananya hanya ingin mengundang orang2 terdekat dlm kehidupan kita saat ini.

Pas, lg sibuk2nya memilah tiba2 mama bilang... Ren, jgn lupa itu si x, y, z diundang. Aku tanya ke mama, siapa mrk itu ? krn ga familiar dgn nama2nya.

Masya Allah, ternyata mrk para pedagang mie ayam yg kontrak kamar di tetangga sebelah. Apakah aku terlalu sombong sampai nama mereka pun aku tdk tahu, pdhl mrk sering kita minta kan tolong (krn aku tdk punya sdr laki2). Kenapa aku bisa melupakan mereka, apakah yg ada dipikiran ku hanya mereka yg bisa 'memberi keuntungan materi' yg akan aku undang ???? ...

Jadi ingat, bbrp tahun yg lalu aku pernah melihat salah satu kerabat yg sedang membuka amplop2 angpao nya. Disana ada panitia yg msh harus bertugas mencatat nama2 yang tertera di kartu ucapan nya + jumlah angpao yg diberikan ke si pengantin. Usut punya usut ternyata ada unsur bisnis di dalam nya. Juga salah satu teman kuliah yg dengan bangga bilang ternyata enak juga kawin, krn ternyata dia bisa mendapatkan  uang 2x lipat dr yg sudah dia keluarkan..

Naudzubillah min dzalik... Ya Allah jgn sampai aku n aa terbesit mempunyai niat seperti itu. Yang kita inginkan dari para undangan hanya DOA TULUS agar kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah dan dimudahkan rezeki nya.. Amin