Akhir-akhir ini aku sering mendapati status para sahabat disalah satu jejaring sosial tentang keluhan mereka dalam menghadapi kehamilan trisemester pertama. Bahkan ada yang berkata cukup hanya satu kali ini aja alias tidak bersedia hamil kembali karena merasa tidak sanggup menjalaninya. Menyalahkan berbagai pihak karena dianggap tidak ada yang bisa mengerti dan bertoleransi akan keadaan dirinya saat ini (padahal yang comment sebagian besar para wanita yang sdh mempunyai anak). Dan ketika yang berkomentar mengatakan untuk bersabar dan mensyukuri atas rezeki yang diterimanya, dijawab dengan kalimat yang agak 'sengit' kalau mereka semua tidak merasakan apa yang dia alami, kalau tidak seperti itu juga dia tidak akan mengeluh.
Begitu juga dengan sahabatku para ibu yang saat ini dikaruniai anak yang sedang aktif2nya. Mereka menulis status tentang bagaimana mereka menginginkan waktu yang lebih dari 24 jam, mengeluh tentang susahnya anak untuk diajak tidur ketika sudah tiba waktunya, mengeluh karena kehabisan akal agar supaya anaknya mau makan.
Tapi ketahuilah sahabat, jika kalian mengetahui bagaimana perjuangan kami yang belum dikaruniai keturunan, maka sudah pasti kalimat bersyukur yang akan keluar dari dalam lubuk hati karena kalian semua tidak perlu bersusah payah berikhtiar seperti kami.
Ketika datang ke dokter Spesialis Kandungan untuk pertama kali, kalian dengan senang dan semangat menyampaikan tentang keterlambatan haid kalian. Sedangkan kami ? ketika dokter menyapa dengan kalimat ' Ada yang bisa saya bantu ?' maka dengan menahan rasa haru kami mengungkapkan maksud dan tujuan kedatangan kami.
Setiap menatap layar monitor USG, kalian dengan tidak sabar menanti nya karena saat itu merupakan kesempatan kalian berjumpa dengan calon buah hati. Sedangkan kami ? perasaan kadang tidak menentu. Apakah yang akan tampak dilayar nanti ? kondisi rahim yang sehat atau bejolan sejenis kista yang tampak.
Setiap kunjungan ke dokter dan sebelumnya melakukan pengukuran berat badan, kalian akan merasa senang karena apabila berat badan bertambah (Insya Allah) janin yang ada dalam kandungan juga bertambah berat badannya dan sehat. Sedangkan kami ? ada beberapa dari kami yang mengalami kenaikan berat badan, tapi itu semua karena reaksi dari obat-obat penyubur yang kami minum.
Tahukan kalian, bagaimana kami harus menata hati dan pikiran kami agar tegar ketika berada di ruang tunggu ? Karena mau tidak mau pemandangan yang kami jumpai hanyalah para calon ibu yang hendak memeriksakan kehamilannya, para bayi yang merasa nyaman bahkan tertidur lelap dipangkuan ayah bundanya, juga para balita yang aktif berlari kesana kemari.
Jika melakukan kunjungan kembali ke dokter Kandungan pada bulan berikutnya ? itu berarti kesempatan untuk mengetahui perkembangan kehamilan kalian. Sedangkan kami ? tidak sedikit dari kami pada akhirnya harus dengan berat hati menyampaikan bahwa haid kami ternyata datang dan itu berarti kami harus siap jasmani, rohani bahkan biaya yang tidak sedikit untuk pemeriksaan dan mengikuti program selanjutnya
Buat sahabatku para ibu, ketahuilah bahwa masa2 perkembangan bayi dan balita merupakan kesempatan yang sangat berharga. Nikmati dan jalani dengan ikhlas kesempatan kalian merawat buah hati, karena setelah mereka dewasa kalian pasti akan merindukan masa2 tersebut.
Intinya kita harus terus bersyukur dan sabar atas semua yang telah ditakdirkanNya kepada kita semua. Keterlibatan dan saling mensupport antar anggota keluarga merupakan salah satu jalan terbaik untuk kita semua baik yang sedang menanti buah hati, yang sedang mengurus buah hati dan yang masih terus berikhtiar untuk mendapatkan buah hati.
Karena sesungguhnya kita adalah manusia biasa.
Gedebage, 25 Mei 2011
* Ditulis dalam usia pernikahan *
Dimana aku dan suami (Insya Allah) terus berikhtiar untuk mendapatkan keturunan
Mohon maaf apabila para sahabat ada yang tidak berkenan atas tulisan ini
semangat mbaaak! :)
ReplyDeletemasya Allah, aku sampe pengen nangis bacanya
ReplyDeleteY___Y
harusnya ini dibaca oleh banyak orang yg sering mengeluh yaa...
bagus banget mbak..
jfs...
Tetap semangat KaRen, positive thinking yaaah..:)
ReplyDeleteahhh... semoga saat mbak nanti akhirnya dititipi anak juga, akan selalu ingat pernah nulis seperti ini ya... jangan kayak sodaraku, udah 12 tahun nikah nggak hamil-hamil, eh begitu akhirnya melahirkan di tahun ke-14 pernikahan (lewat program bayi tabung), kok malah mengeluh kecapekan mlulu karena begadang... udah gitu meski ASI-nya melimpah, dia males pompa dan ngandalin donor ASIP dari sebuah milis... jadi kalo malem, dia memilih tidur dan babysitternya atau ibunya lah yang akhirnya begadang buat 'nyusuin' si bayi (yang kebangun tiap 2-3 jam sekali) pake ASIP dari donor... sementara sepupuku? enak-enak tidur dan paginya mengeluh kalo payudaranya bengkak...
ReplyDeletekita yang tahu ceritanya sampe menganalisa: nggak heran kenapa Tuhan butuh waktu lama buat ngasih dia anak, lah wong sekalinya dikasih kayak begitu :D
ya tapi itu kan kasus sodaraku ya... tentu nggak bisa semua disamaratain... tetep semangat ya ^_^
ReplyDeleteInsya Allah ttp semangat .. Makasih ya
ReplyDelete*kasih saputangan ke anty*
ReplyDeletejangan nangis donk say :-)
Selalu semangat may ... Thanks ya
ReplyDeleteReni bagus banget tulisannya, ini mewakili diri aku banget. Kelak aku dikasih kepercayaan buat hamil & melahirkan tetep bisa semangat memelihara dan merawat anak2 tanpa keluhan.
ReplyDeletepunya anak dan tidak punya anak, dua-duanya adalah ujian...
ReplyDeleteduh beib..jadi nangis gw bacanya...Tetap optimis ...!!!!! Semoga Allah mengqodarkan yg terbaik untuk kita.. Amiin.
ReplyDeletejadi inget my motivator nihh..dia bilang : "Tujuan menikah ga boleh krn mengharapkan keturunan, tapi harus krn ingin beribadah pd Allah. Anak hanya titipan amanah untuk orangtua jadi kita ga bisa memaksa Allah untuk menitipkan pada kita bukan???" (Nasehat my lovely hubby).
Beruntunglah kita mendapat suami-suami yg tidak memaksakan kehendaknya untuk mempunyai keturunan. Toh masih banyak amalan baik yg lain untuk kita bukan walau belum mempunyai keturunan????
* kiss & hug for u from Depok....Miss u beib..
Sangat disayangkan ya.. Krn ASI merupakan makanan yang tak ternilai harga nya bagi bayi.. Apalagi dia diksh ASI yang berlimpah..
ReplyDeleteNaudzubillah min dzalik, mdh2an saudaranya cepet sadar ya bahwa anak itu rezeki yang tiada tara, n mdh2an tdk ada lagi yg seperti itu
Tetap semangat kog .. Thanks ya
Mdh2an kita semua bisa seperti itu ya tha..
ReplyDeleteTulisan bs kayak gini kan krn pengalaman pribadi.. kita khan senasib.. he he
Bener mba Efin... Hidup didunia ini kan semuanya titipan...
ReplyDeleteIdem donk sama suami ku ...
ReplyDeleteMiss u too ... kapan ya kita bisa ketemuan lagi :-)
Semua indah pada waktunya ren :)
ReplyDeleteSip ... Setuju dengan mami septhi ..
ReplyDeleteMdh2an dede nya cepet lahir ya :-)
ahh bener kata Septi, pada waktunya tiba..semua akan terasa indah dan penuh nikmat *sambil mikir-mikir pernah gak ya nulis status mengeluh, hehe*
ReplyDeleteKalau baca di blog nya sih ga pernah .. he he ... pasti fun lah ngurus baby araf.
ReplyDeleteBtw ... klu mudik bilang2 donk, pgn gendong araf nih :-)
Hwaaa...padahal minggu kemarin full seminggu di Bdg *lupa kasih tau*.
ReplyDeletelong wiken depan ke rumah atuh yuk :)
alhamdulillah suami2 kita paham agama ya bu.
ReplyDeleteBtw tgl 20 21 kmarin daku ke lembang jenk..outbond dr kantor jd ga bs keluar tuh..pengen mampir tp emang bandungmu mana sih?
Sip ... Insya Allah nanti aku kabarin lagi ...
ReplyDeletehe he ... jauh di ujung non. Gedebage :-)
ReplyDelete:) *Hug*
ReplyDeletepeluk2 bu dokter juga :-)
ReplyDeletebagus bgt mba tulisannya,,
ReplyDeleteMenSyukuri Nikmat yg Allah ksh skr ....
yup bener lidh ..
ReplyDelete